Kamis, 31 Oktober 2013

APA SIH ITU KLAMIDIA?

Klamidia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat umum. Infeksi ini dapat diobati dengan mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kesuburan. Klamidia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat menyebabkan peradangan saluran kencing, dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, Anda biasanya tidak merasakan gejala meskipun mungkin merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan nyeri. Infeksi Klamidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan gejala apapun. Jika mata Anda terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah satu atau kedua mata Anda (konjunktivitis). Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae. C. trachomatis hanya ditemukan pada manusia. dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata. Penyakit ini adalah merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia – yang diperkirakan sekitar 2,3 juta orang di Amerika Serikat yang terinfeksi Klamidia.
C. trachomatis dapat ditemukan tinggal di dalam sel manusia. Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis). Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Klamidia mudah diobati dengan antibiotik. Pada wanita, klamidia dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul (PRP) yang berakibat wanita tersebut menjadi mandul (tidak dapat mempunyai anak).
Manifestasi klinis dari uretritis kadang sulit dibedakan dengan gonore dan termasuk adanya discharge mukopurulen dalam jumlah sedikit atau sedang, gatal pada uretra dan rasa panas ketika buang air kecil. Infeksi tanpa gejala bisa ditemukan pada 1 – 25 % pria dengan aktivitas seksual aktif. Komplikasi dan gejala sisa mungkin terjadi dari infeksi uretra pada pria berupa epididimitis, infertilitas dan sindroma Reiter. Pada pria homoseksual, hubungan seks anorektal bisa menyebabkan proktitis klamidia.

Gejala-gejala klamidia / symptoms for chlamydia

Gejala pada wanita 

1.  Penyakit kelamin
Infeksi klamidia pada leher rahim (cervicitis) adalah penyakit menular seksual yang asimtomatik (tidak bergejala) pada sekitar 50-70% wanita yang terinfeksi dengan penyakit ini. Infeksi dapat ditularkan melalui vagina, anal, ataupun oral. Mereka yang mengalami asimtomatik ini kira-kira setengahnya akan mengembangkan Penyakit Radang Panggul (PRP), istilah umum untuk infeksi rahim, saluran tuba, dan / atau ovarium. PRP dapat menyebabkan munculnya jaringan parut di dalam organ-organ reproduksi, yang kemudian dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk nyeri panggul kronis, kesulitan menjadi hamil, ektopik (tuba) kehamilan, dan komplikasi pada kehamilan  lainnya yang berbahaya. Chlamydia menyebabkan 250.000 sampai 500.000 kasus PID setiap tahun di Amerika Serikat. Wanita yang terinfeksi dengan klamidia adalah hingga lima kali lebih mungkin terinfeksi HIV, jika terkena.
Chlamydia dikenal sebagai “Silent Epidemi” karena pada wanita, hal itu mungkin tidak menimbulkan gejala pada 75% kasus, dan dapat tidak terdeteksi selama berbulan-bulan atau tahunan sebelum ditemukan. Gejala yang mungkin terjadi termasuk: perdarahan yang tidak biasa atau cairan vagina, rasa sakit di perut, nyeri saat hubungan seksual (dispareunia), demam, nyeri buang air kecil dan dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Pada pria, Chlamydia menunjukkan gejala infeksi uretritis (radang uretra) di sekitar 50% dari kasus. Gejala yang mungkin terjadi meliputi: nyeri atau rasa panas ketika buang air kecil, kotoran yang tidak biasa dari penis, testikel bengkak atau lembut, dan demam. Cairan yang keluar/menetes atau purulent exudate, umumnya kurang kental dan lebih ringan dalam warna dibanding pada kasus gonore. Jika tidak diobati, Chlamydia pada laki-laki mungkin akan menyebar ke testis menyebabkan epididimitis, yang dalam kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan kemandulan jika tidak dirawat dalam jangka waktu 6 sampai 8 minggu. Chlamydia menyebabkan lebih dari 250.000 kasus epididimitis di Amerika Serikat setiap tahun. Chlamydia juga merupakan penyebab potensial prostatitis (peradangan pada kelenjar prostat) pada pria, meskipun relevansinya dalam hal ini masih sulit dipastikan karena ada kemungkinan kontaminasi dari uretritis.

2. Penyakit Mata
 
 
Konjungtivitis klamidia atau trakoma pernah menjadi penyebab paling penting kebutaan di seluruh dunia, tetapi perannya berkurang dari 15% dari kasus kebutaan oleh trakoma pada tahun 1995 menjadi 3,6% pada tahun 2002.  Infeksi dapat menyebar dari mata ke mata oleh jari, berbagi handuk atau kain, batuk dan bersin. Bayi yang baru lahir dapat juga mengembangkan infeksi mata Chlamydia  melalui persalinan.

3. Kondisi Rheumatological
Klamidia juga dapat menyebabkan artritis reaktif – tiga serangkai artritis, konjungtivitis dan uretritis (radang uretra) – terutama pada anak laki-laki. Sekitar 15.000 orang mengembangkan artritis reaktif karena infeksi klamidia setiap tahun di Amerika Serikat, dan sekitar 5.000 secara permanen terpengaruh olehnya. Ini dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, walaupun lebih sering terjadi pada pria.
4. Infeksi Perinatal
Sebanyak separuh dari semua bayi yang lahir dari ibu dengan klamidia akan lahir dengan penyakit ini. Klamidia dapat mempengaruhi bayi dengan menyebabkan aborsi spontan, kelahiran prematur, konjungtivitis yang dapat menyebabkan kebutaan, dan pneumonia (radang paru-paru). Konjungtivitis karena Chlamydia biasanya terjadi satu minggu setelah kelahiran (bandingkan dengan menyebabkan kimia yang dalam hitungan jam atau gonore (2 sampai 5 hari)).
5. Kondisi lain
Chlamydia trachomatis juga merupakan penyebab lymphogranuloma venereum, infeksi kelenjar getah bening dan limfatik. Biasanya ditunjukkan dengan ulserasi genital dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, tapi mungkin juga muncul sebagai proktitis (radang anus), demam atau pembengkakan kelenjar getah bening di wilayah lain dari tubuh. 
Penyebab

Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis).

Diagnosis

Bagi wanita aktif seksual yang tidak hamil, skrining dianjurkan pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan wanita lainnya yang beresiko terinfeksi. Faktor risiko mencakup sejarah klamidia atau infeksi menular seksual lainnya, memiliki mitra seksual baru atau banyak mitra seksual, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Para ahli masih belum menemukan kesepakatan universal apakah screening penting untuk laki-laki.
Diagnosis terhadap infeksi-infeksi klamidia genital berkembang pesat dari tahun 1990-an sampai 2006. Nucleic acid amplification tests (NAAT), seperti pada  polymerase chain reaction (PCR), transcription mediated amplification (TMA), dan DNA strand displacement amplification (SDA) sekarang menjadi tes-tes andalan. NAAT untuk klamidia dapat dilakukan dengan mengambil sampel spesimen yang dikumpulkan dari leher rahim (perempuan) atau uretra (laki-laki).
Selain meminta sampel urin, dokter dapat menggunakan swab (batang dengan kapas bulat kecil seperti pembersih telinga) untuk mengambil sampel jaringan dari vagina (untuk perempuan) atau ujung penis (untuk pria). Bila Anda merasa malu, dokter mungkin dapat memercayakan penggunaan swab oleh Anda sendiri. Sampel urin dan jaringan dari swab tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.


Pengobatan

Infeksi C. trachomatis dapat disembuhkan dengan antibiotik secara efektif setelah terdeteksi.  Centers for Disease Control (CDC – US) menyediakan pedoman untuk perawatan berikut:
* Azitromisin 1 gram oral sebagai dosis tunggal, atau
* Doxycycline 100 mg dua kali sehari selama tujuh hingga empat belas hari.
* Tetrasiklin
* Eritromisin
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang harus diminum dalam beberapa hari. Sangat penting untuk mengambil dosis penuh antibiotik, bahkan meskipun gejala klamidia sudah hilang. Menghentikan pemberian antibiotik sebelum waktunya akan membuat bakteri resisten. Selama pengobatan, Anda harus berpantang seks atau menggunakan pelindung (kondom) sampai Anda maupun pasangan Anda menyelesaikan pengobatan.
Jika Anda memiliki klamidia ketika Anda sedang hamil atau menyusui, Anda perlu memberitahu dokter agar Anda diresepkan antibiotik yang aman untuk bayi Anda.

Gimana cara penularan Klamidia? 

Klamidia bisa tertular melalui hubungan seks normal lewat vagina, hubungan anal seks, dan bahkan lewat oral seks. Klamidia pun bisa tertular melalui ibu hamil kepada bayinya melalui proses kelahiran normal lewat vagina. Siapapun yang kehidupan seksualnya aktif akan selalu ada kemungkinan tertular klamidia. Apalagi kalo yang pada ganjen dan pasangan seksnya lebih dari satu, maka kemungkinan tertularnya pun akan semakin besar. Seperti yang udah saya sebut sebelumnya, Klamidia itu bisa ditulari lewat anal seks dan oral seks juga loh, jadi jangan pikir mentang2 gak berhubungan seks lewat vagina terus aman. Untuk amannya, pastikanlah untuk melakukan hubungan seks yang aman dan dengan orang yang bersih dari STD.


Gejala-gejala Klamidia itu apa?
 

Klamidia juga dikenal dengan sebutan "silent" disease karena pada umumnya orang-orang yang terkena Klamidia tidak merasakan gejala apa-apa, padahal tanpa setau mereka, mereka itu udah terkena Klamidia. Gejala-gejala Klamidia biasanya mulai setelah 1-3 minggu sejak masa tertular, tapi itu pun kalau gejala-gejala itu mau muncul loh. Seperti yang udah saya sebut sebelumnya, si "silent" diseases ini suka diem-diem aja tuh gak pake pamer-pamer gejala.

Gejala Klamidia buat cewek
 

Klamidia memulai aksinya dengan menyerang leher rahim (serviks) dan saluran pipis (uretra). Cewek yang terkena Klamidia dan mengalami gejala-gejalanya biasanya mengalami rasa agak panas di vagina sewaktu pipis, dan juga vaginanya mengeluarkan cairan lendir yang abnormal. Kalau Klamidia udah menjalar dari leher rahim/serviks ke saluran telur (fallopian tube), bisa menimbulkan rasa sakit di bagian perut atau pinggang bagian bawah, rasa mual, meriang, rasa sakit saat berhubungan seks, atau pendarahan di luar masa period. Dari leher rahim, Klamidia juga bisa menjalar ke saluran pembuangan air besar (rektum).

Gejala Klamidia buat cowok
 

Untuk cowok yang kena Klamidia dan mengalami gejala-gejalanya, akan mengalami rasa panas pada saat pipis, dan penisnya bisa mengeluarkan cairan lendir. Gejala lainnya yang mungkin ada rasa nyeri di bagian "bola-bola" alias testikel, walaupun gejala yang satu ini jarang dialami.

Picture
Picture
Penis yang keluar lendir akibat kena Klamidia


Hati-hati juga buat yang ngelakuin anal seks dan oral seks, baik cewek maupun cowok, karena ini bisa jadi salah satu cara untuk tertular klamidia. Lewat anal seks, klamidia bisa menyebabkan infeksi di lubang buang air besar (rektum), bikin sakit, kadang bikin keluar lendir, dan kadang bahkan ada yang sampai pendarahan lewat pantat. Lewat oral seks, klamidia bisa bikin infeksi di tenggorokan.

Apa yang akan terjadi kalo Klamidia dibiarin aja dan gak terobati?

Kalo gak dirawat dan diobati, Klamidia selain juga bisa mempengaruhi kesuburan seseorang untuk reproduksi, juga bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain yang bisa berakibat jangka pendek maupun jangka panjang.

Efek untuk cewek Klamidia yang gak terobati di cewek bisa menyerang rahim dan saluran telur dan bisa menimbulkan Penyakit Radang Panggul atau PID (Pelvic Inflammatory Disease). Masalah-masalah yang disebabkan oleh Klamidia ini bisa menimbulkan kerusakan permanen di saluran telur, rahim, dan sekitarnya. Hal ini bisa bikin seorang cewek bermasalah untuk hamil, dan juga bisa jadi penyebab hamil di luar kandungan.

Efek untuk cowok
Cowok yang terkena Klamidia walaupun jarang mengalami komplikasi, tapi tetep aja bisa mengalami infeksi di epididymis. Infeksi ini bisa menimbulkan rasa sakit, demam, dan menjadi steril (kesulitan untuk bikin cewek hamil).


Gimana cara untuk menghindari terkena Klamidia?

Cara yang pastinya aman sih ya jangan berhubungan seks sama sekali. Untuk yang aktif secara seksual, regular tes untuk Klamidia adalah salah satu cara untuk mendeteksi sejak dini. Untuk amannya ya jangan ganjen dan gonta-ganti pasangan. Alangkah baik dan amannya untuk setia sama satu pasangan aja , dan pastiin pasangan itu bersih dari Klamidia dan penyakit-penyakit kelamin lainnya. Penggunaan kondom terbuat dari Latex secara benar juga konon bisa membantu mengurangi resiko terkena Klamidia.


Apa perawatan dan pengobatan untuk Klamidia?

Klamidia bisa sembuh dengan pengobatan antibiotik. Pasangan seks pun harus diperiksa supaya bisa cepat terdeteksi dan diobati. Selama pengobatan, hubungan seks dianjurkan untuk stop sampai sembuh bener. Setelah sembuh dari Klamidia, penderita dianjurkan untuk dites lagi 3 bulan kemudian untuk memastikan kesembuhan total.
 
Ciri-ciri Klamidia
 
Chlamydia dapat terlihat di mata (‘pink eye’) dan berisiko menyebabkan kebutaan. Chlamydia adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan ditularkan lewat semua bentuk seks, termasuk oral. Sebanyak 2,3 juta orang Amerika diperkirakan terinfeksi Chlamydia. Chlamydia lebih umum diderita oleh perempuan, dengan estimasi 70-80 persen penderitanya adalah kaum hawa. Akan tetapi, gejala penyakit menular seksual ini sering tidak disadari, sehingga Chlamydia diberi julukan ’silent epidemy’. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada perempuan muda.
Pada lelaki, gejalanya juga mungkin tidak terlihat, walaupun mereka cenderung lebih sering menunjukkan gejalanya. Chlamydia dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil, keluarnya cairan dari alat kelamin, nyeri atau radang di testis, dan pendarahan setelah berhubungan intim pada perempuan. Perawatan dapat dilakukan menggunakan antibiotik.
Selain gejala klasik tersebut, Chlamydia juga bisa menginfeksi mata, yang kadang disebut dengan istilah ‘pink eye’ atau konjungtivitas. Infeksi Chlamydia di mata terutama disebabkan kontak seksual, khususnya dari menyentuh mata setelah menyentuh alat kelamin atau cairan genital individu yang terinfeksi. Bahkan, ejakulasi langsung ke mata dilaporkan dapat menyebabkkan infeksi Chlamydia pada mata. Yang terakhir, meskipun jarang, penularan dari mata ke mata (misalnya melalui maskara pada perempuan) juga telah diamati.
Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-samar. Kondisi tanpa gejala in dapat berlangsung lama (bisa bertahun-tahun). Sementara itu, Anda tanpa menyadari dapat menularkan penyakit itu. Gejala yang mungkin mengindikasikan klamidia adalah:
  • Debit cairan lebih dari biasanya
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Perdarahan abnormal di antara dua periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
  • Nyeri saat berhubungan seks
  • Nyeri perut.
Kemungkinan konsekuensi bagi perempuan

Klamidia dapat naik ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, yang dapat menyebar ke rongga perut. Penyakit radang panggul dapat menimbulkan demam dan sakit perut. Dengan pengobatan antibiotik yang cepat dan tepat serta istirahat di tempat tidur, kebanyakan radang panggul dapat benar-benar sembuh. Jika terlambat atau tidak diobati, radang panggul dapat menyebabkan luka di saluran tuba. Hal ini dapat menyumbat tuba falopi dan menyebabkan kemandulan atau kehamilan ektopik.

Gejala pada laki-laki

Pria yang terinfeksi klamidia seringkali mengeluarkan cairan seperti susu dari uretra. Jumlahnya tidak selalu banyak, biasanya setelah bangun pagi. Gejala lain adalah buang air kecil yang menyakitkan. Sekitar 1/4 pria yang terinfeksi tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Sementara itu, dia dapat menularkan infeksi ke pasangannya tanpa disadari.

Kemungkinan konsekuensi bagi pria

Infeksi klamidia pada pria juga dapat naik, meskipun kurang umum daripada pada wanita. Bakteri dapat mencapai vas deferens ke prostat dan epididimis. Hal ini dapat mengakibatkan epididimitis yang menyebabkan rasa sakit parah di skrotum, kadang-kadang menjalar ke pangkal paha. Anda merasakan pembengkakan di skrotum. Kadang-kadang, buah zakar (testis) juga ikut membengkak dan nyeri. Peradangan ini bisa disertai dengan demam dan dapat memengaruhi kesuburan.
Klamidia pada pria juga dapat menyebabkan peradangan sendi, yang dikenal sebagai artritis reaktif atau sindrom Reiter. Komplikasi ini jarang terjadi pada wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar