Kamis, 17 Oktober 2013

ANEMIA

Apa sih Anemia itu?
 Anemia adalah kondisi di mana darah Anda memiliki jumlah sel darah merah di bawah normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya diindikasikan oleh hitungan hemoglobin yang lebih rendah dari normal (lihat tabel).
Hemoglobin adalah unsur utama penyusun sel darah merah yang merupakan protein kaya zat besi dan berfungsi membantu sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Bila jumlah hemoglobin Anda sedikit, sel-sel tubuh Anda akan kekurangan oksigen. Anda akan merasa lelah, lemas dan gejala anemia lainnya. Anemia parah dan menahun (kurang dari 5 g/dl) dapat mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain. Anemia yang sangat parah bahkan dapat menyebabkan kematian.
Anemia
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga
Anemia menyebabkan kelelahan, sesak napas dan kepusingan. Orang dengan anemia merasa badannya kurang enak dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar. Mereka merasa lebih sulit untuk bekerja. Artinya mutu hidupnya lebih rendah.
Tingkat Hb diukur sebagai bagian dari tes darah lengkap (complete blood count/CBC). Lihat
Anemia didefinisikan oleh tingkat Hb. Sebagian besar dokter sepakat bahwa tingkat Hb di bawah 6,5 menunjukkan anemia yang gawat. Tingkat Hb yang normal adalah sedikitnya 12 untuk perempuan dan 14 untuk laki-laki.
Secara keseluruhan, perempuan mempunyai tingkat Hb yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Begitu juga dengan orang yang sangat tua atau sangat muda. (dalam bahasa
Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . Anemia adalah kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.Lembaran Informasi (LI) 121 untuk informasi lebih lanjut tentang tes laboratorium ini. Penyebab AnemiaAnemia disebabkan oleh kehilangan darah, (kekurangan zat besi) atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun, hingga mengurangi produksi hemoglobin dan sel darah merah secara perlahan.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
* Kurang mengkonsumsi makanan
- Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia.
Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
- Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian)
Dapat menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada makanan hewani (daging, ikan, telur, susu).
Di kalangan non vegetarian, hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi sel darah sampai lima tahun.
- Asam folat tersedia pada banyak makanan
namun terutama terdapat di hati dan sayuran hijau mentah.
* Darah menstruasi berlebihan
* Kehamilan
* Penyakit tertentu
* Obat-obatan tertentu
* Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi)
Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
* Penyakit radang kronis
* Penyebab Anemia pada AnakPada anak-anak anemia terjadi akibat :
- infeksi cacing tambang,
- malaria, atau
- disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
Selain kekurangan zat besi, masih ada 2 jenis lagi anemia yang sering terjadi pada anak-anak:
1. Aplastic anemiaTerjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah (pada sumsum tulang belakang) tidak berfungsi baik. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi, atau sebagai dampak dari penggunaan obat tertentu.
2. Haemolytic anemiaTerjadi ketika sel darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk memperbaruinya. Penyebab haemolytic anemia ini bermacam-macam, bisa bawaan seperti thalasemia sickle cell anemia. Pada kasus lain, seperti misalnya reaksi atas infeksi atau obat-obatan tertentu, sel darah merah dirusak oleh antibodi tubuh.
Penyebab umum dari anemia:
Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Pecah
Kronik (menahun)
Perdarahan hidung




Perdarahan
Berkurangnya pembentukan sel darah merah Kekurangan
Kekurangan
Kekurangan
Kekurangan
Penyakit kronik
Meningkatnya penghancuran sel darah merah
Pembesaran
Kerusakan mekanik pada sel darah merah
Reaksi
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediterKekurangan
Penyakit
Penyakit
Penyakit
Penyakit
Sumsum tulang membuat sel darah merah. Proses ini membutuhkan zat besi, serta vitamin B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang pembuatan sel darah merah. EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.
Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah secukupnya. Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia:
Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang besar berwarna muda (lihat

Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid perempuan Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C
Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia. Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian) dapat menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian, hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi sel darah sampai lima tahun.
Darah menstruasi berlebihan.
Kehamilan
Penyakit tertentu.
Obat-obatan tertentu
Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi)
Penyakit radang kronis
 seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.. Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12. . Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll). Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia. . Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi. , unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Infeksi HIV dapat menyebabkan anemia. Begitu juga banyak infeksi oportunistik (lihat
Beberapa obat yang umumnya dipakai untuk mengobati HIV dan infeksi terkait dapat menyebabkan anemia.LI 121) Asam folat tersedia pada banyak makanan, namun terutama terdapat di hati dan sayuran hijau mentah.LI 500) terkait dengan penyakit HIV.GejalaTubuh yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala seperti muka pucat, lelah, kurang energi/lemas, mengantuk, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan
Tubuh yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala seperti :
- Muka pucat
- Lelah/Keletihan
- Kurang energi/lemas
- Mengantuk
- Sakit kepala
- Mudah lelah bila berolahraga
- Sulit konsentrasi
- Mudah lupa
- Warna kulit dan bagian putih kornea mata tampak kekuning-kuningan
- Nyeri tulang
Pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan denyut jantung bertambah cepat, nafas tersengal dan pingsan.
 denyut jantung bertambah cepat, nafas tersengal dan pingsan.stroke atau serangan jantung.DiagnosaPemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (
Bagaimana Anemia Diobati?
Mengobati anemia tergantung pada penyebabnya.
Pertama, mengobati perdarahan kronis. Ini mungkin perdarahan dalam, wasir, atau bahkan sering mimisan
Kemudian, memperbaiki kelangkaan zat besi, vitamin B12 atau asam folat, jika ada
Berhenti memakai, atau mengurangi takaran obat penyebab anemiaPendekatan ini mungkin tidak berhasil. Mungkin mustahil berhenti memakai semua obat yang menyebabkan anemia. Dua pengobatan lain adalah transfusi darah dan suntikan EPO.
Transfusi darah
EPO (eritropoietin)
Sebuah penelitian besar terhadap Odha menemukan bahwa suntikan EPO mengurangi risiko kematian. Sebaliknya, transfusi darah tampaknya meningkatkan risiko kematian. Karena risiko transfusi darah, sebaiknya kita berusaha hindari transfusi untuk mengobati anemia.

Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda minum. Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.
Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya
Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu
Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.
Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah. setelah penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda akan berwarna hitam selama perawatan. . Bila penyebabnya adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan diberikan secara intramuskular atau intravenal). Obat untuk AnemiaAnemia dapat dicegah dengan :
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi.
- Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan.
Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
*
**
60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya, tambahkan 1 kuning telur ayam kampung kemudian dimakan.
Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari
***
Hati ayam secukupnya dan 10 butir angco direbus/ditim kemudian dimakan.
Pemakaian : Konsumsi secara teratur 2 kali sehari
Itulah sedikit artikel mengenai Gejala Penyebab Anemia dan Cara Pencegahan Anemia yang semoga bisa bermanfaat. Beberapa cara mengobati Anemia dan tetap menjaga kesehatan. Diambil dari berbagai sumber google.com disalin Zona Kesehatan. Lihat juga Manfaat Cengkeh untuk Kesehatan.Tips
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang
Anda tidak memerlukan suplemen zat besi

Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C
Menjalani diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak
Berhati-hatilah dalam penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat anti inflamasi karena dapat menyebabkan iritasi lambung. Bila Anda harus mengkonsumsinya, konsultasikan dengan dokter jika Anda punya riwayat perdarahan lambung. Dokter mungkin akan mengganti dengan obat lain yang sesuai.karena dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12. Vitamin ini sangat penting bagi pembentukan sel-sel tubuh, termasuk sel darah merah. Bila Anda tidak mengkonsumsi makanan hewani, Anda perlu mengambil suplemen vitamin B12. seperti jambu, jeruk, kecuali direkomendasikan dokter. Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam. Selain itu, penggunaan suplemen zat besi yang tidak perlu dapat menyembunyikan masalah lain, misalnya perdarahan pada saluran pencernaan. Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia. sirsak, pepaya, dan anggur dapat membantu tubuh menyerap zat besi. , terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil. Zat besi yang paling mudah diserap bersumber dari daging, ayam dan ikan. Beberapa makanan seperti sayuran, buah-buahan, sereal (yang diperkuat zat besi), telur dan kacang-kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna. Untuk mempermudah penyerapan zat besi, Anda dapat memakannya bersamaan dengan daging, ayam atau ikan atau dengan buah-buahan yang kaya vitamin C. merangsang pembuatan sel darah merah. Pada 1985, ilmuwan berhasil membuat EPO sintetis (buatan manusia). EPO ini disuntik di bawah kulit, biasanya sekali seminggu. Namun EPO sangat mahal dan sulit terjangkau di Indonesia. dahulu satu-satunya pengobatan untuk anemia berat. Namun, transfusi darah dapat menyebabkan infeksi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Transfusi darah tampaknya mengakibatkan kelanjutan penyakit HIV yang lebih cepat dan meningkatkan risiko kematian pada Odha.hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).Cara Pencegahan Anemia
seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).
Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.
Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.pembuluh darah Wasir (hemoroid) Ulkus peptikum Kanker atau polip di saluran pencernaan Tumor ginjal atau kandung kemih menstruasi yang sangat banyakzat besi vitamin B12 asam folat vitamin C limpa autoimun terhadap sel darah merah: G6PD sel sabit hemoglobin C hemoglobin S-C hemoglobin E Thalasemia

DISLIPIDEMIA

Apa sih Dislipidemia itu?

Definisi

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan pe­ning­katan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia mengacu pada kondisi di mana terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma.

Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL. Berbagai perubahan profil lipid tersebut saling terkait satu dengan lain sehingga tidak dapat dibicarakan sendiri-sendiri.
Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantun­g koroner. Dislipidemia adalah salah satu komponen dalam trias sindrom meta­boli­k selain diabetes dan hipertensi.

Aspek Biokimia Lipid

Lipid merupakan substansi yang bersifat hidrofobik. Artinya, dalam keadaan normal tanpa molekul pengikat, lipid tidak dapat larut dalam plasma darah. Agar lipid dapat larut dalam darah, lipid berikatan dengan apolipoprotein membentuk lipoprotein. Pemahaman tentang apolipoprotein dan lipoprotein penting karena berperan dalam patofisiologi tipe-tipe dislipidemia tertentu.

PERAN DIET DIDALAM PENANGANAN DISLIPIDEMIA

Berikut aspek diet yang perlu diperhatikan dalam menangani dislipidemia, menurut Konsensus Dislipidemia Indonesia

1. Gizi Seimbang
Diet terapeutik apapun harus memadai dalam keseimbangan zat-zat gizi/diet seimbang sesuai dengan nilai kecukupan yang dianjurkan. Pada pelaksanaannya harus terdiri dari bermacam-macam makanan dari semua kelompok makanan dengan mengacu pada slogan "4 sehat 5 sempurna".
2. Lemak Total
Lemak total pada Diet Tahap I dan Diet Tahap II sebaiknya < 30% kalori total. Pengurangan lemak total mempermudah pengurangan lemak jenuh dan mungkin membantu penurunan berat badan pada pasien dengan obesitas. Asupan lemak total saat ini di Amerika Serikat rata-rata adalah 36-37% dari seluruh kalori, sedangkan di Indonesia rata-rata hanya 18% dari seluruh kalori. Pada ekonomi golongan menengah dan atas di Indonesia asupan lemak kira-kira 35 % dari total kalori. Oleh karena itu, asupan lemak harus dikurangi sekitar seperlimanya untuk mencapai sasaran tersebut di atas.
Pengurangan asupan lemak total dapat dicapai dengan 2 cara. Cara pertama, karbohidrat kompleks dapat menjadi substitusi isokalori lemak, khususnya lemak jenuh. Penggantian ini akan membantu penurunan kadar kol-LDL. Cara yang kedua, lemak yang tinggi asam lemak jenuh dapat dihilangkan dari diet tanpa penggantian kalori pada perorangan dengan berat badan lebih.
3. Lemak Jenuh
Lemak jenuh terdiri dari 3 asam lemak utama yang dapat meningkatkan kolesterol, yang mempunyai panjang rantai karbon 12 (asam laurat), 14 (asam miristat) dan 16 (asam palmitat). Makanan yang kaya ketiga asam lemak jenuh ini adalah target utama yang harus dikurangi. Efek dominan lemak jenuh adalah meningkatkan kadar kol-LDL. Untuk Indonesia, termasuk di antaranya adalah lemak mentega (terdapat pada mentega, susu, krim, es krim dan keju) dan lemak sapi, babi, kambing dan unggas. Sisanya adalah dari produk nabati. Hidrogenasi (penambahan atom hidrogen) adalah suatu proses mengubah minyak nabati menjadi lemak yang lebih padat, mengubah asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak trans. Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan yang tinggi asam lemak trans, misalnya shortening yang dihidrogenasi, beberapa jenis margarin, dan makanan yang mengandung lemak ini. Namun demikian, margarin lunak atau cair umumnya mempunyai kandungan asam lemak trans yang lebih rendah dibanding jenis yang padat, bahkan margarin mempunyai potensi yang lebih rendah untuk meningkatkan kolesterol dibanding mentega. Margarin lunak masih menjadi pilihan yang lebih baik untuk olesan dan memasak dibanding mentega. Konsumsi santan yang kental juga harus dihindari.
4. Lemak Tidak Jenuh Rantai Tunggal
Pada kedua tahap diet terapeutik, lemak tak jenuh rantai tunggal, terutama asam oleat, dapat mencapai 15% kalori total. Asam oleat adalah asam lemak utama yang terdapat pada kacang tanah, minyak zaitun, minyak canofa. Selama bertahun-tahun, asam oleat dianggap netral terhadap kolesterol total, tidak meningkatkan maupun menurunkan kadar kolesterol. Narnun demikian bukti terbaru menunjukkan bahwa asam oleat dapat menyebabkan penurunan kadar kol-LDL hampir sebesar asam linoleat yang tidak jenuh dan berantai ganda jika salah satunya menggantikan lemak jenuh dalam diet.
5. Lemak Tidak Jenuh Rantai Ganda
Ada dua kelompok utama lemak tak jenuh rantai ganda, yang biasa disebut asam lemak omega-6 dan omega-3. Asam lemak omega-6 utama adalah asam linoleat. Substitusi lemak jenuh tinggi dengan makanan kaya asam linoleat menghasilkan penurunan kadar kol-LDL. Beberapa minyak nabati kaya akan asam linoleat, misalnya minyak kedelai, minyak jagung, minyak safflower dan biji bunga matahari. Minyak ini, sebagaimana yang tinggi asam lemak tak jenuh tunggal, mempunyai densitas kalori yang tinggi sehingga dapat menaikkan asupan kalori dan menaikkan berat badan. lkan dan kerang adalah sumber utama asam lemak omega-3. Asam lemak utama pada kelompok ini adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA). Keduanya mempunyai efek yang kecil terhadap kadar kol- LDL pada pasien dengan kadar trigliserida normal. Beberapa data epidemiologis menunjukkan bahwa konsumsi ikan jenis apa pun, yang mengandung asam lemak omega-3, berhubungan dengan penurunan resiko PKV ; belum jelas apakah hubungan nyata ini disebabkan oleh lemak ikan itu sendiri atau faktor lain. Karena mengandung lemak jenuh yang rendah, ikan baik sebagai sumber protein dalam diet.
6. Kolesterol
Konsumsi kolesterol yang tinggi menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis pada sejumlah besar hewan penelitian, termasuk primata bukan manusia. Meskipun asupan tinggi kolesterol pada manusia tidak selalu menyebabkan peningkatan secara nyata kadar kolesterol serum seperti pada kelinci dan beberapa primata, studi epidemiologis menunjukkan bahwa peningkatan asupan kolesterol meningkatkan rata-rata kadar kolesterol serum pada suatu populasi. Namun demikian derajat peningkatan bervariasi dari orang ke orang. Oleh karena itu, diet tinggi kolesterol berperan dalam kenaikan kadar kol-LDL pada banyak pasien resiko tinggi sehingga meningkatkan resiko PKV. Studi epidemiologis selanjutnya menunjukkan bahwa peningkatan asupan kolesterol meningkatkan resiko PKV melebihi efek peningkatan kadar kolesterol serum. Mekanisme efek yang terakhir ini belum diketahui.
7. Protein
Asupan protein pada Diet Tahap I dan Diet Tahap II rata-rata adalah 15% dari kalori total. Pada beberapa hewan penelitian, protein nabati (contohnya protein kedelai) menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan protein hewan; efek ini tidak ditemukan pada manusia dengan jumlah asupan protein yang biasa.
8. Karbohidrat
Karbohidrat sebaiknya merupakan penyumbang > 55% dari jumlah kalori total pada Diet Tahap I dan Diet Tahap II, dan sebaiknya berupa karbohidrat kompleks.
9. Keseimbangan kalori
Obesitas yang merupakan akibat ketidakseimbangan asupan kalori tubuh sehari-hari harus dicegah dalam penanganan dislipidemia. Keseimbangan positif antara asupan kalori dan penggunaan energi sering rneningkatkan kadar kolesterol pada fraksi VLDL dan LDL, meningkatkan trigliserida, menurunkan kol-HDL dan meningkatkan tekanan darah. Penurunan berat badan akan menurunkan kadar kolesterol total pada banyak orang, menurunkan kol-LDL dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kol-HDL.
10. Serat
Serat makanan adalah polimer karbohidrat yang tak dapat dicerna. Satu jenis serat dapat larut dalam air; jenis ini menambah massa feces (tinja) dan membantu menormalkan fungsi kolon. Serat makanan yang tidak larut misalnya bekatul tidak menurunkan kadar kolesterol serum, meskipun memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan. Serat yang larut dalam air, misalnya pektin, beberapa jenis gum, dan psyllium seed husks, mempunyai potensi menurunkan kolesterol. Asupan serat dalam menu sehari-hari sebaiknya 20-30g/hari untuk orang dewasa. Rekomendasi ini dibuat terutama untuk mencapai fungsi gastro-intestinal yang normal dan mungkin memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan. Sekitar 25% (6 g) sebaiknya berupa serat yang dapat larut. Bahan makanan yang mengandung banyak pektin adalah apel, kesemek dll. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah- buahan.
11. Alkohol
Alkohol dapat mempengaruhi metabolisme lipoprotein melalui beberapa cara. Alkohol dapat meningkatkan konsentrasi trigliserida serum dan juga meningkatkan kadar kol-HDL. Alkohol tidak mempengaruhi konsentrasi kol-LDL pada sebagian besar orang. Belum jelas apakah peningkatan kol-HDL yang diinduksi oleh alkohol mempunyai efek proteksi terhadap PKV. Karena ketidakjelasan tentang manfaat alkohol terhadap kadar HDL dan karena efek samping serius yang sudah diketahui, asupan alkohol tidak dapat direkomendasikan untuk pencegahan PKV.
12. Garam
Tekanan darah berhubungan dengan asupan natrium. Banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pembatasan asupan garam dapur (natrium klorida) akan menurunkan rata-rata tekanan darah dan mengurangi resiko PKV. Konsumsi garam rata-rata di Amerika Serikat adalah 8-12 g/hari, di Indonesia diperkirakan 11-15 g/hari meskipun asupannya sangat bervariasi. Asupan ini jauh lebih besar dibanding kebutuhan natrium bagi kesehatan, yaitu sebesar 500 mg/hari.

Percayakan pada produk GHT, untuk membantu menangani masalah dislipidemia anda.
Penyakit kardiovaskuler (PKV) terutama Penyakit Jantung koroner merupakan penyakit revalen dan menjadi pembunuh utama dinegara-negara industri. Di Indonesia PKV pada survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRT) 1972 menunjukkan PKV menduduki urutan ke-l1, 1986 menduduki muffin ke-3, dan SKRT 1992 merupakan Penyebab kematian pertama untuk usia di atas 40 tahun
��
Dislipidemia merupakan faktor resiko yang utama
��
Perubahan gaya hidup masyarakat erat hubungannya dengan peningkatan kadar lipid
��
Bahwa penurunan kadar kolesterol sebesar 1 % akan menurunkan resiko PJK sebesar 2 %
��
Bahwa upaya mengubah gaya hidup ( berhenti merokok, memelihara berat badan idial, membatasi asupan makan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh ) akan menurunkan resiko PJK dan dapat menyebabkan perlambatan bahkan regresi aterosklerosis.
��
Bahwa pengendalian kadar lipid sampai batas yang dianjurkan harus merupakan bagian integral dari pencegahan primer dan terapi penderita PKV.
��
Pedoman ini diharap akan memberi kesamaan pandangan, dan dapat dijadikan pegangan dalam penanggulangan masalah dislipidemia dimasyarakat sehingga bermanfaat untuk pencegahan, penanggulangan penderita dan untuk penelitian penyakit jantung koroner.
Definisi Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL. Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang penting dan sangat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibicarakan sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya sekaligus dikenal sebagai Triad Lipid.
Patogenesis Aterosklerosis dan Hipotesis Lemak
Aterosklerosis adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang terutama mengenai lapisan intima dan umumnya terjadi di arteri muskuler ukuran besar dan sedang serta merupakan kelainan yang mendasari penyakit jantung iskemik.
Lesi aterosklerosis diklasifikaiskan alas 3 tahap secara morfologik: bercak perlemakan, plak fibrosa, dan lesi terkomplikasi. Sebelum terjadinya bercak perlemakan sudah ada gel-gel busa. Bercak perlemakan sudah bisa ditemukan pada usia 10 tahun dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun. Flak fibrosa adalah bentuk lesi yang khas untuk aterosklerosis yang sudah berkembang. Lesi terkomplikasi adalah plak fibrosa yang sudah mengalami perubahan oleh peningkatan nekrosis sel, perdarahan, deposit kalsium atau diquamasi permukaan endotel diatasnya dan pembentukan trombus. Lesi terkomplikasi dapat mengakibatkan gangguan aliran di lumen pembuluh darah.
Faktor yang bertanggung jawab atas penumpukan lipid pada dinding pembuluh darah dan beberapa tiorial :
1. Adanya defek pada fungsi reseptor LDL di membran gel
2. Gangguan transpor lipoprotein transeluler (endositotoktik)
3. Gangguan degrasi oleh lisosom lipoprotein
4. Perubahan permeabilitas endotel
Tahap awal yang penting pada aterogenesis adalah adanya partikel LDL yang ada dalam sirkulasi terjebak di dalam intima. LDL ini mengalami oksidasi atau perubahan lain dan kemudian dipindahkan oleh reseptor "Scavenger" khusus pada makrofag dan gel -gel mural yang lain. Tidak ada pengendalian umpan balik atas pembentukan reseptor
reseptor ini, dan ester-ester kolesterol kemudian berakumulasi didalam gel sehingga membentuk gel busa. Set gel busa membentuk bercak perlemakan yang bisa menyebabkan disrubsi pada endotelium. Akhirnya faktor pertumbuhan mengakibatkan proliferasi gel dan akhirnya lesi aterosklerosis yang lanjut. Hubungan antara Hipotesis infiltrasi lipid dengan luka endotel pada perkembangan aterosklerosis ada pada diagram ini.
DIAGRAM: Hubungan antara Hipotesis infiltrasi lipid dengan luka endotel
Kriteria Diagnostik dan Pemeriksaan Laboratorium Dislipidemia
Pedoman Klinis Kadar Lipid Sehubungan Dengan Resiko PKV
Angka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan dengan terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Dari berbagai penelitian jangka panjang di negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk terjadinya PKV, dikenal patokan kadar kolesterol total sbb :
a) Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman (desirable) adalah < 200 mg/dl
b) Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan (bordeline high) adalah 200-239 mg/dl
c) Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl .
Untuk trigliserida besamya pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi kardiovaskuler belum disepakati benar. NECP (National Cholesterol Education Program) tidak memesukkan kadar trigliserida dalam anjuran pengelolaan lipid mereka. Sebaliknya kelompok kontinental memasukkan juga faktor trigliserida dalam algoritma yang mereka anjurkan, dilandasi oleh penelitian mereka di Eropa ( studi Procam dan studi Paris ).
Di Indonesia data epidemiologis mengenai lipid masih langka, apa lagi longitudinal yang berkaitan dengan angka kesakitan atau angka kematian penyakit kardiovaskuler.
Kadar plasma LDL tinggi Luka endotel
Infiltrasi LDL kedalam intima Perlekatan trombosit
LDL teroksidasi ditambah makrofag Pelepasan faktor
Pertumbuhan oleh
Trombositdll
Sel – sel busa Proliferasi sel
Lesilanjut
Bercak perlemakan
Tabel-l : Pedoman klinis untuk menghubungkan propillipid dengan resiko terjadinya PKV (Penyakit kardiovaskuler)
Diinginkan
mg/dl
Diwaspadai
mg/dl
Berbahaya
Mg/dl
Kolestorel total
<200
200-239
>240
Kolesterol LDL
-Tanpa PKV
<130
130-159
.160
- Dengan PKV
100
Kolesterol HDL
>45
36-44
<35
Triliserida
-Tanpa PKV
<200
200-399
>400
-dengan PKV
<150
-
-

Secara klinis digunakanlah kadar kolesterol total sebagai tolak ukur, walupun berdasarkan patofisiologi, yang berperan sebagai faktor resiko adalah kolesterol LDL.
Kadar kolesterol total dapat juga menggambarkan kadar kolesterol LDL ( tabel 2 )
Kolesterrol Total
Kolesterol LDL
240 mg/dl
160 mg/dl
200 mg/dl
120 mg/dl
160 mg/dl
100 mg/dl

Pada pasien IMA terjadi perubahan plasma lipid, sehingga profil lipid perlu dianalisa dengan hati-hati apabila diperiksa pada masa penyembuhan IMA . Kadar trigliserida menjadi nilainya lebih tinggi 3 mingu dan kemudian kembali ke nilai semula 6 minggu pasca IMA, sebaliknya nilai kolesterol total dan kol-LDL pasca IMA, dan kembali mencapai kadar pra IMA dalam 8-12 minggu.
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Parameter yang diperiksa: kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.
a. Persiapan
• Sebaiknya subjek dalam keadaan metabolik stabil, tidak ada perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok, olahraga, minum kopi/alkohol dalam 2 minggu terahir sebelum diperiksa, tidak ada sakit berat atau operasi dalam 2 bulan terakhir.
• Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2 minggu terakhir. Bila hal tersebut tidak memungkinkan, pemeriksaan tetap dilakukan tetapi, dengan disertai catatan.
b. Pengambilan bahan pemeriksaan
• Pengambilan bahan dilakukan setelah puasa 12-16 jam ( boleh minum air putih) . Sebelum bahan diambil subyek duduk selama 5 menit
c. Analis
• Analis kolesterol total dan trigliserida dilakukan dengan metode ensimatik
• Analis kolesterol HDL dan Kol-LDL dilakukan dengan metode presipitasi dan ensimatik Kadar kolesterol LDL sebaiknya diukur secara langsung, atau dapat juga dihitung menggunakan rumus Friedewaid kalau kadar trigliserida < 400 mg/d, sbb:
Kadar kol. LDL = Kol.Total – kol..HDL – 1/5 trigliserida
Klasifikasi
1. klasifikasi fenotipik
a. klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society)
Peningkatan
Lipoprotein
Lipid Plasma
Hyperkolesterolemia
LDL
Kolesterol > 200 mg/dl
Disiplidemia campuran
(Kombinasi)
LDL
+
VLDL
Trigliserida > 200 mg/dl
+
Kolesterol > 240 mg/dl
Hipertrigliseridemia
VLDL
Trigliserida > 200 mg/dl

b. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program)
Kolesterol Total
LDL
"Ideal"
>
200 mg/dl
< 200 mg/dl
Batas Tinggi
200-239 mg/dl
130-159 mg/dl
Tingg
<
240 mg/dl
>
160 mg/dl

c. Klasifikasi WHO ( World Health Organization)
Fredricson
Klasifikasi generik
Klasifikasi terapeutik
Peningkatan Lipoprotein
I
Dislipedemia eksogen
Hipertrigliseridemia
eksogen
Kilomikron
IIa
Hiperkolesterolemia
Hiperkolseterolemia
LDL
IIb
Disiplidemia Kombinasi
Hiperkolsetero
Endogen
+
Disiplidemia kombinasi
LDL +VLDL
III
Dislipedemia remnant
Hipertrigliseridemia
Partikel – partikel remnant(Beta VLDL)
IV
Dislipedemia Endogen
Endogen
VLDL
V
Dislipedemia campuran
Hipertrigliseridemia
endogen
VLDL+ Kilomikron

2. Klasifikasi Patogenik
a. Dislipidemia Primer
b. Dislipidemia Sekunder
Penilaian Faktor Resiko Menyeluruh
PKV merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial sehingga semua faktor resiko perlu dipertimbangkan dalam upaya pencegahan, baik primer maupun sekunder. Faktor resiko tersebut ada yang bisa dimodifikasi seperti: dislipidemia, hipertensi, merokok, obesitas dan diabetes melitus, serta yang tidak hiss dimodifikasi seperti: usia jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga serta riwayat PKV sebelumnya. Agar pencegahan dapat lebih berhasil maka semua faktor resiko yang dapat dimodifikasi harus dikendalikan secara serentak.
Sehubungan dengan strategi pengelolaan dislipidemia berdasarkan agar kol. LDL faktor resiko lain yang perlu diperhatikan meliputi
a) Faktor resiko positif
b) Faktor resiko negatif
Faktor Positif PKV
Faktor resiko Negatif
Umur Lk > 45 thn
Pr > 55 thn
Riwayat keluarga PKV
Merokok
Hipertensi
Diabetes Melitus
Kegemukan
Kol. HDL < 35 mg/dl
Kol. HDL > 60 mg/dl

Deteksi Dini dan Evaluasi
��
DM
��
Hipertensi
��
Merokok
��
• Atau atas permintaan sendiri.
Obesitas ( BMI > 27 kg/m)
Siapa yang sebaiknya diperiksa ?
Pemeriksaan penyaring untuk profil lipid dilakukan pada semua orang dewasa berusia diatas 30 tahun atas anjuran petugas kesehatan atau atas permintaan sendiri. Pemeriksaan selektif harus dilakukan pada mereka yang beresiko tinggi untuk terjadinya PKV yaitu:
• Bukti adanya PJK dan atau manifestasi aterosklerosis yang lain
• Riwayat keluarga PJK prematur
• Riwayat keluarga dengan dislipidemia
• Bukti adanya faktor resiko PJK yang lain
Pengelolaan Dislipidemia
I. Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya nonfarmakologist yang meliputi modiflkasi diet, latihan jasmani serta pengelolaan berat badan. Tujuan utama terapi diet disini adalah menurunkan resiko PKV dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan kesimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan asupan kalori
II. Upaya Non Farmakologist
Terapi diet
Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya dimakan. Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk menilai asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang biasanya membutuhkan bantuan ahli gizi.Penilaian pola makan penting untuk menentukan apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet tahap ke II. Hasil diet ini terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu dan kemudian setelah 3 bulan.
Tabel 4 : komposisi I – II
Tahap I
Tahap II
Karbohidrat (% kalori)
50-60
50 – 60
Protein (% kalori)
15-20
15 – 20
Lemak (% kalori)
< 30
< 30
Kolesterol mg/dl
< 300
< 200
Lemak Jenuh (% kalori)
< 10
< 7

Latihan jasmani
B. Usia > 30 tahun tanpa PJK namun mempunyai 2 faktor resiko atau lebih
Kol . Total > 200 mg/dl
+ LDL> 130 mg/dl atau HDL < 35 mg/dl atau TG > 200 mg/dl
Cari dan obati penyebab sekunder
Kol. Total > 200 mg/dl
+LDL > 130 mg/dl atau HDL < 35 mg/dl atau TG > 200 mg/dl
Terapi diet
Periksa ulang dalam 3 bulan
Kol. Total < 200 mg/dl Kol. Total > 200 mg/dl
Teruskan diet Berikan terapi farmakologi
Periksa ulang tiap tahun
Kalu LDL > 130 mg/dl atau
HDL<35mg/dlatau
TG > 200 mg/dl
C. Usia diatas 30 tahun tanpa PJK dan hanya ada satu faktor resiko atau kurang.
Kol . Total > 240 mg/dl
+ LDL> 130 mg/dl atau HDL < 35 mg/dl atau TG > 200 mg/dl
Cari dan obati penyebab sekunder
Kol. Total > 240 mg/dl
Terapi diet
Periksa ulang dalam 3 bulan
Kol. Total < 240 mg/dl Kol. Total tetap > 200 mg/dl
Teruskan diet Pertimbangkan terapi farmakologi
Kalau LDL > 130 mg/dl atau HDL <
35 mg/dl atau TG > 200 mg/dl
Kesimpulan
Penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyakit yang paling prevalen dan menjadi pembunuh utama dibanding dengan penyakit lainnya dinegara-negara industri dan Indonesia.
Aterosklerosis merupakan masalah yang paling rumit, bersifat multifaktorial, sehingga menanggapinya harus secara holistik. Endotel merupakan titik temu bagian darah yang aktif mengubah dan bagian dinding yang akan diubah, untuk mengalami remodelling.
Secara teoritis banyak hal yang dapat dikerjakan namun belum semua dapat praktis dilaksanakan, dan hanya beberapa saja yang mungkin al: lipid-lowering drugs. Terbukti dari data epidemiologist bahwa menurunkan lipid akan diikuti dengan penurunan angka kesakitan maupun angka kematian kardiovaskuler.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas dan meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan berat badan.
Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap :
1) Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit
2) Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung maximal ( 220 - umur ) selama 20-30 menit .
3) Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan - lahan, selama 5-10 menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama latihan seperti
diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/ minggu dengan lama latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik.
III. Farmakologi
Bila terapi Non Farmakologi tidak berhasil maka kita dapat memberikan bermacam-macam obat normolipidemia tergantung dari jenis dislipidemia yang kita dapat. Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kemampuan dari pada obat obat tersebut dalam mempengaruhi KHDL, Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan juga diperhatikan pengaruh atau efek samping dari pada obat-obat tersebut .
Saat ini didapat beberapa golongan obat :
1) Golongan resin ( sequestrants )
2) Asam nikotinat dan Acipimox
3) Golongan Statin (HMG-CoA Reductase Inhibitor)
4) Derivat Asam Fibrat
5) Probutol
6) Lain – lain
Langkah–langkah pengelolaan pada pasien dislipidemia dalam kaitannya dengan penyakit jantung koroner (PJK)
Siapa yang harus diobati?
A. Untuk penderita PJK
Cari dan terapi penyebab sekunder
Terapi diet
Pemeriksaan ulang dalam 3 bulan
Kol Total > 200 mg/dl
Atau LDL > 130 mg/dl
Kol . Total < 200 mg/dl dan LDL > 130 mg/dl
LDl < 130 mg/dl
Teruskan diet (sasaran terapi) tambahkan terapi
Periksa ulang dalam LDL < 130 mg/dl Farmakologik
6-12 bulan
• Hiperkolesterolemia poligenik
• Hiperkolesterolemia familial
• Dislipidemia remnant
• Hyperlipidemia kombinasi familial
• Sindroma Chylomicron
• Hypertrriglyceridemia familial
• Peningkatan Cholesterol HDL
• Peningkatan Apolipoprotein B
• Bahan yang diambil adalah serum.
Pengambilan bahan dilakukan dengan melakukan bendungan vena seminimal mungkin.
Bahwa apabila cara-cara nonfarmakologist sesuai yang dianjurkan berhasil mengendalikan kadar lipid maka obat-obat pengendalian dislipidemia mempunyai peranan yang bermakna. Meskipun informasi mengenai dislipidemia sudah meluas namun masih banyak perbedaan pendapat dan tindakan, al: nilai-nilai sasaran, parameter pemeriksaan, metode pemeriksaan dan langkah-langkah pengobatan. Mengingat bahwa data epidemiologis dan klinis yang memadai untuk Indonesia belum ada, perlu disusun suatu pedoman mengenai deteksi, pencegahan dan penatalaksaan dislipidemia, terutama dalam kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler.
Etiologi aterosklerosis adalah multifaktorial tetapi ada berbagai keadaan yang erat kaitannya dengan aterosklerosis yaitu faktor genetik/riwayat keluarga dan penyakit jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, usia, kelamin pria, kebiasaan merokok, dislipidemia, hipertensi, obesitas, diabetes melitus, kurang aktifitas fisik dan manopause.
Salah satu faktor resiko aterosklerosis utama adalah Dislipidemia. Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206.6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Dibeberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl.
Apabila dipakai batas kadar kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapatlah hiperkolesterolemia 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria.

DISMENOREA

Apa sih Dismenorea itu?

Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Jika terjadi pada wanita bekerja, tentu saja hal tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan produktivitasnya. Dismenorea terbagi menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.

Dismenorea primer terjadi dua hari sebelum menstruasi tiba dan biasanya hilang setelah memasuki masa menstruasi. Sekitar 10% penderita dismenorea primertidakdapatmengikuti kegiatan sehari-hari. Dismenorea sekunder hampir mirip dengan dismenorea primer, tetapi akibatnya lebih parah dan biasanya lebih lama daripada dismenorea primer.

Tanda-Tanda

  1. Kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki.
  2. Biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis, seperti emosi yang labil.



Penyebab
  1. Adanya hiperaktivitas dari uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin, dan kerusakan saraf perifer.
  2. Memiliki penyakit radang panggul, pemasangan IUD, tumor pada tuba fallopii, usus, atau vesika urinaria, polip uteri, dan inflammatory bowel desease.
  3. Bekas luka karena pernah melakukan operasi pada organ reproduksi sebelumnya.

Pencegahan
  1. Dismenorea mungkin sulit untuk dicegah, tetapi untuk gejala yang sangat parah dapat dikurangi dengan cara meminum obat pereda rasa sakit.
  2. Beristirahat, menarik napas panjang, menenangkan diri, berolahraga ringan, mengonsumsi sayur, dan buah-buahan.
  3. Mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas.
  4. Mengonsumsi jamu kunyit asem, terutama menjelang haid.
  5. Adapun obat herbal untuk mengurangi gejala dismenorea menurut Hembing dalam buku yang ditulisnya adalah 30 gram temu lawak (diiris-iris) +15 gram bunga mawar merah +15 gram daun dewa +10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.

SKOLIOSIS

Apa itu Skoliosis?

Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.[1] Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.[1] Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya.[1] Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.[1] Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya.[2] Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.[2] 
Dalam perkembangannya, Scoliosis lebih lanjut Pada umumnya dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural
Scoliosis Struktural

  • Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav. Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.

  • Scoliosis Non Struktural / Fungsional Scoliosis / Postural Scoliosis
  • Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau posisi supine/prone dapat mengoreksi scoliosis ini.
  •  
  • Deskripsi Kurva
  • Arah scoliosis ditentukan berdasarkan letak apexnya.
  • Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya struktural. Umumnya pada scoliosis idiophatic terletak antara T4 s/d T12
  • Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural maupun non struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama tingginya.
  • Kurva mayor double, disebut demikian jika sepadan besar dan keparahannya, biasanya keduanya kurva struktural.
  • Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah spine.

Letak dan Bentuk Kurva
  • Kurva C : umumnya di thoracolumbal, tidak terkompensasi, kemungkinan karena posisi asimetri dalam waktu lama, kelemahan otot, atau sitting balance yang tidak baik.
  • Kurva S : lebih sering terjadi pada scoliosis idiophatic, di thoracal kanan dan lumbal kiri, ada kurva mayor dan kurva kompensatori, umumnya struktural.
Derajat Scoliosis
  • Derajat scoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Makin berat derajat scoliosis makin besar dampaknya pada sistim kardiopulmonal.
  • Teknik Pengukuran Scoliosis
  • Pengukuran sudut kurva dapat dilakukan dengan metode Cobb atau Risser-Ferguson. Lihat gambar.
  • Pengukuran rotasi vertebra dengan menilai x-raynya dibagi menjadi 4 tingkat. Lihat gambar.
  • Klasifikasi dari derajat kurva scoliosis
  • Scoliosis ringan : kurva kurang dari 20 º
  • Scoliosis sedang : kurva 20 º – 40 º /50 º. Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa.
  • Scoliosis berat : lebih dari 40 º /50 º. Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 º - 70 º terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup

Klasifikasi Scoliosis berdasarkan etiologi
  • Etiologi Scoliosis Struktural :
  • Etiologi Scoliosis Nonstruktural
  • Leg length discrepancy : True LLD atau Apparent LLD.
  • Spasme otot punggung
  • Habitual asymmetric posture

Evaluasi Scoliosis
  • Prosedur Evaluasi
  • Postural assessment, Evaluasi dilakukan dengan inspeksi anterior, lateral dan posterior penderita. Perhatikan adanya :
  • Flexibility of the curve, Lakukan evaluasi dengan lateral dan foward bending untuk melihat adanya kelainan struktural. Lihat gambar.
  • Lateral bending ke sisi convex untuk melihat apakah kurva scoliosis bisa terkoreksi. Lateral bending yang asimetris menunjukkan adanya kelainan struktural.
  • Foward bending untuk melihat adanya rotasi vertebra di sisi convex berupa hump.
  • Evaluation of muscle strength
  • a. Otot sisi convex lemah
  • b. Otot perut dan back extensor lemah
  • c. Jika ada pelvic obliquity maka otot hip juga lemah pada sisi convex ( hip yang lebih rendah )

  • Diagnosa Scoliosis dibuat berdasarkan :
  • Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap
  • Pemeriksaan tambahan
  • a. X-ray standard scoliosis dilakukan dengan berdiri AP, bending kanan, bending kiri. Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau perlu Bone Age.
  • b. Pada scoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan pemeriksaan fungsi paru berupa vital capacity dan total lung capacity