Sebuah
protein yang mampu menghentikan penyebaran sel-sel kanker payudara bisa
mengarah pada terapi untuk mencegah atau membatasi penyebaran penyakit.
"Para peneliti kanker ingin merancang strategi terapi baru di
mana metastasis atau tahap penyebaran kanker dapat diblokir," jelas Andrew Craig, peneliti utama dan profesor di Queen's
Department of Biochemistry and Cancer Research Institute. "Pasien
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup jika kanker primer
adalah satu-satunya kanker yang perlu diobati."
Protein yang diidentifikasi oleh tim Dr Craig tersebut menghambat penyebaran sel kanker dengan menghapus dan menghentikan enzim invasif pada permukaan sel-sel kanker. Jika tetap terkendali, enzim ini dapat menurunkan dan memodifikasi jaringan sekitarnya, serta berhenti memfasilitasi penyebaran kanker ke seluruh tubuh.
Dr Craig
berharap bahwa temuan timnya dapat membantu mengembangkan terapi lebih terarah
yang memiliki fungsi hambat tertentu pada enzim yang terlibat dalam metastasis
kanker tertentu.
Terapi konvensional yang telah digunakan untuk melawan sifat
invasif enzim khusus ini juga menghancurkan enzim lain yang penting untuk
fungsi fisiologis tubuh yang normal.
Para peneliti juga meneliti jaringan protein yang
bertanggung jawab untuk mengontrol bentuk sel-sel kanker. Mereka berfokus spesifik
pada bagian-bagian dari sel yang menonjol ke sekitar jaringan tubuh, yang
memungkinkan sel kanker untuk mendegradasi rintangan jaringan di sekitarnya.
Sel-sel normal juga memproduksi tonjolan serupa sebagai
bagian dari sebuah proses fisiologis yang sehat yang memungkinkan sel untuk
bergerak melalui jaringan tubuh selama respon imun. Selama penyebaran kanker,
mekanisme fisiologis ini biasanya dikooptasi oleh sel-sel kanker, sehingga memungkinkan
kanker untuk menerobos batas-batas jaringan dan mengkolonisasi
jaringan-jaringan yang jauh. Proses penyebaran kanker tersebut dikenal sebagai
metastasis dan sering menjadi penyebab kematian pada pasien kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar